Kamis, 17 Desember 2015


Lombok tidak hanya memiliki destinasi wisata yang unggul seperti wisata alam, wisata religi dan wisata kuliner. Lombok juga memeiliki wisata seni dan budaya yang khas. Salah satu seni dan budaya yang ada di lombok adalah kain tenun. corak tenun lombok terbagi menjadi tiga yakni sentra tenun Desa Sukarara (Lombok Tengah), Sentra tenun sekaligus desa adat sade (Lombok Tengah) serta sentra tenun desa Pringgasela (Lombok Timur).

Kali ini kita berjalan-jalan mengunjungi desa sukarara lombok tengah dan melihat koleksi tenun khas lombok dan belajar membuatnya, uniknya di desa sukarara ini mayoritas masyaraktnya berprofesi sebagai penenun, alat tenun ini juga merupakan alat tradisional, alat ini dibuat dari kayu dengan sistem yang sangat sederhana, dengan alat yang sederhana ini pakaian tradisional dapat juga sebagai taplak meja, tas dan selendang dengan berbagai macam motif yang indah dan berkualitas. Karena hasil tenun  yang berkualitas ini Desa Sukarara banyak di kenal dan menjadi daya tarik pengunjung domestik maupun mancanegarra.
 
Menurut Masyarakat Desa Sukarara bagi perempuan yang belum bisa menenun atau lebih di kenal dengan  'Nyesek' belum di perbolehkan untuk menikah. Ada bermacam bahan dasar yang dibuat menjadi kain tenun, seperti benang katun, nilon, sutra, benang perak dan benang mersis yang di datangkan dari luar pulau lombok. Sedangkan untuk bahan pewarna, masyarakat   Desa Sukarara masih menggunakan pewarna alami, seperti kulit kayu mahoni, biji buah asam, daun sirihdan kunyit. Namun mereka juga menggunakan benang yang sudah berwarna, untuk tenunan warna-warna tertentu.

Berbagai macam motif yang ada seperti motif keker, serat penginang, cungklik, dan lain sebagainya. Namun motif yang paling disukai  dan menjadi ikon Desa ini adalah motif "Subahnala" Nama motif tersebut diambil dari kata "Subhanallah". karena ketika menenun motif ini, para penenung sering mengucapkan kata tersebut. sebab motif ini memiliki tingkat kesulitan yang paling tingggi, dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk membuat tenunan bermotif subhanala

"Menurut Masyarakat Desa Sukarara bagi perempuan yang belum bisa menenun atau lebih di kenal dengan 'Nyesek' belum diperbolehkan untuk menikah.

Kain tenun Subhanala












Jika anda berkunjung ke Desa sukararauntuk melihat kain-kain tenun biasanya anda diminta untuk meencoba langsung menggunakan alat pembuat tenun dan anda akan di bimbing untuk membuat Tenun, tidak sulit butuh ketelatenan untuk membuatnya, biasanya membuat tenun membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan kurang lebih sekitar 3 bulan untuk 1 buah kain tenun.









2 komentar: